Jasa Penulis Artikel – Jebakan Finansial adalah momok bagi kelas menengah di Indonesia, yang merupakan mayoritas dibandingkan kelas-kelas ekonomi lainnya. Jumlahnya diperkirakan akan meningkat sampai tahun 2030 mendatang.
Asian Development Bank, pada tahun 2010, mengartikan bahwa kelas menengah di Indonesia sebagai orang dengan pengeluaran sebesar US$2-20 setiap harinya. Persentase kelas menengah di Indonesia mencapai 46,58%.
Mengenal Jebakan Finansial
Bank Dunia, dalam laporan Aspiring Indonesia : Expanding the Middle Class tahun 2020 menilai bahwa kelas menengah adalah mereka yang mampu membeli hal-hal di luar kebutuhan dasarnya.
Parameter inilah yang dianggap lebih sesuai dengan kondisi ekonomi negara Indonesia. Masyarakat yang termasuk dalam kelas menengah ini adalah mereka yang memiliki pengeluaran rata-rata sebesar Rp 1,2 juta-6 juta setiap bulan.
Namun bukan berarti kelas menengah ini tidak bisa terlepas dari yang namanya jebakan finansial. Malah sebaliknya, kelas menengahlah yang sering terkendala dalam hal tersebut. Jebakan ini disebut juga dengan jebakan pendapatan yang dapat membuat suatu kelas ekonomi tertahan untuk berkembang dan mendapatkan pendapatan lebih tinggi.
Ciri-ciri Jebakan Finansial
Ada pun ciri-ciri terjebak middle income trap antara lain:
- Pengeluaran sampingan lebih besar daripada pengeluaran untuk kepentingan bersifat pokok
- Pengeluaran untuk 4 kali liburan mencapai 30%-40% dari penghasilan
- Pembayaran utang berupa cicilan konsumtif, seperti kartu kredit, yang lebih besar dibanding jumlah tabungan per bulannya
- Nilai aset yang dipakai sendiri seperti rumah, mobil, perhiasan dan lainnya lebih besar daripada nilai aset investasi
- Kurang memiliki dana likuid, seperti simpanan tunai di tabungan
Gaya hidup dan gengsi yang tinggi agar dianggap orang berada menjadi penyebab utama orang menengah ini terkena jebakan finansial.
Baca Juga: Pentingnya Persiapan Transformasi Digital untuk Bisnis
Tips Menabung Efektif agar Terhindar dari Financial Trap
Karena itu, mungkin Anda memerlukan tips menabung di bawah ini:
- Sisihkan 15%-30% dari penghasilan untuk tabungan, dana darurat atau untuk investasi setelah terima gaji
- Manfaatkan tabungan rencana
- Memanfaatkan fasilitas auto debit
- Memiliki target dan tujuan yang jelas
Kelas menengah ternyata merupakan kelompok yang paling rentan masuk ke dalam jebakan finansial. Sebagai contoh: gaji naik, langsung ganti gawai. Jabatan naik, segera beli mobil baru. Dapat bonus, langsung beli barang branded yang jelas saja harganya mahal. Tabungan terkumpul banyak, cepat-cepat pergi liburan. Jadi, setiap kali penghasilan meningkat pengeluaran untuk gaya hidup juga ikut menanjak naik.
Sebenarnya hal tersebut tidaklah salah untuk dilakukan kalau sudah direncanakan dengan matang tentang pengeluaran itu sendiri. Sebab itulah beli barang baru, kendaraan baru, atau liburan tidak akan lagi mengganggu kesehatan keuangan Anda. Karena bila Anda boros, tidak akan ada lagi yang tersisa untuk investasi jangka panjang yang bisa saja lebih diperlukan daripada hura-hura.
Hindari Melakukan Pemborosan Meski dalam Usia Produktif
Terdapat sebuah survei yang dilakukan oleh Narasi TV terhadap 295 responden pada bulan Februari 2019 lalu. Survei tersebut membicarakan tentang alasan mengapa kelas menengah di Indonesia tidak bisa menabung. Survei dilakukan terhadap responden dengan rentang usia 21-44 tahun. Di dalam survei ini juga mencakup soal generasi milenial dan dewasa muda yang notabenenya masih produktif.
Hasil survei menunjukkan alasan utama seseorang tidak bisa menabung adalah belanja, dengan persentase sebesar 31,8%. Lalu di urutan kedua dengan persentase sebesar 24,3%, ditempati oleh pembayaran cicilan. Kemudian berturut-turut di urutan ketiga sampai kelima adalah hangout (18,5%), traveling (14,7%) dan hobi (10,6%).
Belanja barang branded, hangout ke mall, liburan ke luar negeri atau mengeluarkan uang demi menunjang hobi tentu boleh saja. Asalkan Anda bisa mengendalikan hingga tidak sampai lupa diri, tahu-tahu uang habis tanpa sisa begitu saja.
Sebab itulah, kebiasaan menabung dan berinvestasi harus dibangun sejak dini. Selain untuk membebaskan Anda dari jebakan jebakan finansial, menabung dan investasi akan membuat masa depan keuangan lebih terjamin. Jangan lupa untuk berinvestasi sebagai jaminan masa tua.